MUSEUM Jelajah Kemuliaan BudayaMUSEUM Jelajah Kemuliaan Budaya - Kembali Lagi Pada Postingan Kali ini Blog Info-Kita.net Akan Berbagi Informasi Terbaru Khusus Buat Sobat semua yakninya tentang
MUSEUM Jelajah Kemuliaan Budaya, semoga bisa Bermanfaat ya Buat Sobat Semua.
Kita baru saja terkejut dengan berita hilangnya empat koleksi emas berusia 1000 tahun yang merupakan benda bersejarah peninggalan Kerajaan Mataram Kuno abad X berupa lempengan bulan sabit beraksara, lempengan Naga Mendekam, lempengan Harihara, dan wadah bertutup (cepuk) yang terbuat dari emas dengan ukuran sekitar 10 cm. Benda bersejarah tersebut disimpan di Ruang Arkeologi Museum Nasional, Jakarta. Perjalanan sejarah museum di Indonesia sangat beragam dengan tema yang mencerminkan kekayaan budaya bangsa, namun kehilangan prasasti sejarah budaya ini tentu sangat merisaukan. Berarti pengelolaan museum selama ini masih menghadapi berbagai tantangan dan kendala, terutama dalam hal pemberdayaan koleksi permuseuman, penataan fisik museum dan artefaknya, serta aspek manajemen dan pengelolaan sumber daya museum yang perlu perhatian serius.
|
Penulis di Museum Sangiran - Solo |
Museum kita kenal sebagai pewarisan zaman Yunani Kuno pada saat mitos 9 dewi pemelihara kesenian dan ilmu pengetahuan, yaitu puteri Calliope sebagai dewi puisi kepahlawanan, puteri Clio sebagai dewi sejarah, puteri Erato sebagai dewi puisi cinta, puteri Euterpe sebagai dewi musik dan lirik, puteri Melpomene sebagai dewi Tragedi, puteri Polymhymnia sebagai dewi puisi sakral, puteri Terpsichore sebagai dewi tari, puteri Thalia sebagai dewi komedi, dan puteri Urania sebagai dewi astronomi. Nah, kuil pemujaan untuk para dewi ini dinamakan Museon yang direduplikasi menjadi Museum. Selanjutnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1995 menjelaskan bahwa museum adalah lembaga tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan bukti-bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa.
Hampir semua museum di Indonesia memiliki visi untuk mewujudkan masyarakat yang cinta dan bangga terhadap budaya sendiri dengan mengoptimalkan tugas dan fungsi museum sebagai tempat wisata budaya secara komunikatif, produktif, inovatif, ekonomis dan nyaman kepada masyarakat umum. Tugas utama museum adalah mengumpulkan, merawat, mengawetkan, menyajikan dan meneliti benda cagar budaya, menerbitkan hasil penelitian benda cagar budaya, serta memberikan bimbingan edukatif kultural dan penyajian rekreatif yang mempunyai nilai budaya dan ilmiah kepada masyarakat. Selain itu museum juga memiliki tujuan sebagai pusat pendidikan yaitu salah satu pusat untuk belajar, pusat penelitian, sebagai penyedia jaringan informasi dan pusat rekreasi sebagai salah satu penghayatan nilai-nilai keindahan, konsep tersebut menunjukkan cita-cita Museum Indonesia sebagai pusat kegiatan belajar. Semua itu diharapkan merubah image museum sebagai kotak sunyi yang gelap - namun museum sebagai bagian dari kegiatan pebelajar membangun karakter memuliakan budaya sehingga sudah saatnya museum mengelola berbagai kegiatan yang penuh aksi terhadap masyarakat, sebut saja pameran kepurbakalaan, dialog kesejarahan, penerbitan berkala dan pertunjukkan rakyat - jika memungkinkan memberikan kesempatan interaktif kepada budayawan, seniman dan berbagai komunitas dalam partisipasi menularkan pewarisan budaya. Jika kegiatan ini dilakukan secara berkelanjutan tentu memberikan pencerahan kepada masyarakat dan mungkin menjadi simpul lahirnya ide dan gagasan yang cerdas dalam konteks pendidikan dan kebudayaan.
Mimpi buruk terhadap kehilangan benda cagar budaya yang susah payah kita pelihara serta memiliki nilai yang tak terhingga tentu akan lebih tercermati dengan perhatian dan keseriusan mengelola sumber daya museum melalui interaksi aktif masyarakar. Karena pada hakikatnya masyarakat akan merasa bertanggung jawab untuk menjaga dan memelihara benda cagar budaya jika keterlibatan dalam program dan kegiatan menjadi salah satu bagian dari sinergitas berbagai pihak.
|
Museum Lambung Mangkurat dan Museum Wasaka |
Di Kalimantan Selatan terdapat 2 museum yang memiliki karakter berbeda. Pertama, Museum Negeri Provinsi Kalimantan Selatan 'Lambung Mangkurat" yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani Km 36 Kota Banjar Baru. Museum ini awalnya bernama Museum Borneo yang didirikan Pemerintah Belanda tahun 1907 di Banjarmasin. Zaman penjajahan Jepang keberadaan museum Borneo dihapuskan. Namun, dibangun kembali oleh Gubernur Kalsel Milono pada tanggal 22 Desember 1955. Koleksi museum Lambung Mangkurat ini merupakan milik Kiai Amir Hasan Bondan Kejawen yaitu Bapak pendiri Museum di Indonesia. Ada koleksi berharga di museum ini, yaitu Kitab Injil beraksara Arab-Melayu yang disebarkan Belanda di wilayah jajahan Kalimantan Selatan. Kedua, museum Perjuangan Rakyat Kalimantan 'Waja Sampai Kaputing' yang singkat Wasaka dan berlokasi di Jalan Sultan Adam Kampung Kenanga Kelurahan Sungai Jingah Banjarmasin. Keberadaan museum ini dimulai tahuan 1989 sebagai wadah menghimpun koleksi benda cagar budaya yang pernah digunakan oleh pejuang Kalimantan Selatan di masa Perang Banjar melawan kolonial Belanda dan Jepang serta masa revolusi fisik menghadapi proklamasi RI.
Sumber
Demikianlah informasi yang dapat Info-Kita.net sampaikan. Semoga bermanfaat dan Beguna Hendaknya Buat anda semua pengunjung Blog Ini. dan Terima kasih kepada Sobat Semua yang telah membaca artikel
MUSEUM Jelajah Kemuliaan Budaya
Artikel Terkait: