Master Plan 'Taman Budaya' Optimistis Kearifan Lokal |
optimistis revitalisasi taman budaya |
Focus Group Discussion yang diselenggarakan dalam rangka membuat
Master Plan dan DED revitalisasi Taman Budaya Provinsi Kalimantan Selatan berlangsung sangat interaktif di Hotel Palm Banjarmasin pada Selasa (3/12/2013) lalu. Kegiatan FGD ini merupakan program kerja Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman dari Kemendikbud yang dilaksanakan oleh Konsultan Perencana PT. Jakarta Konsultindo dengan empat aspek revitalisasi meliputi perubahan fisik, manajemen sumber daya manusia, teknis, dan pencitraan dengan fokus pekerjaan penyusunan masterplan dan DED. Hadir dalam diskusi tersebut akademisi dengan latar belakang seni dan budaya, instansi dan dinas terkait yang berhubungan dengan tata kota dan lingkungan serta perencanaan pembangunan seperti Dinas PU, LLAJR, Kimpraswil, Bappeda serta budayawan yang sangat peduli dengan kehidupan layak sebuah wadah berkesenian bagi pengembangan dan pelestarian nilai-nilai kearifan lokal.
|
peserta FGD dalam interaksi yang positive thinking |
Tiga generasi kepemimpinan Taman Budaya Provinsi Kalimantan Selatan yang hadir dan menyampaikan harapan serta tantangan dalam mengawal keberadaan wahana berkeseniaan ini, baik dari aspek manajemen dan pengembangan fisik. Begitu pula para 'pejuang' yang terdiri dari budayawan dan seniman yang terus memberi sumbangan pemikiran dalam berkarya menciptakan kondisi kebersamaan mempertahankan sebuah eksistensi berkesenian - membayangkan sebuah jejak sejarah pembangunan Taman Budaya sejak otonomi daerah membuat setiap masterplan selalu berubah menyesuaikan kemampuan APBD dan akibatnya bentuk dan teknis pengembangan fisik pun menjadi tidak tertata secara baik. Untuk itu, saat yang tepat kalau sekarang kembali memikirkan lebih serius revitalisasi pengembangan fisik Taman Budaya ini sebagai wadah bagi masyarakat untuk berekspresi dan berkreasi guna membangun nilai-nilai seni dan budaya 'urang banjar' yang gairah tersebut pada akhir-akhir ini semakin memiliki tempat yang cukup baik. Hal ini juga dikuatkan oleh seluruh peserta Focus Group Discussion sebagai sikap optimistis memiliki wahana berkesenian bagi besarnya kekayaan budaya masyarakat Banjar.
Tantangan yang dihadapi saat ini adalah lahan pengembangan fisik yang sempit, yaitu 1,7 ha sementara ukuran yang dibutuhkan adalah 3 ha sehingga blok-blok wahana berkesenian tampak sempit dan berjejal, namun secara keseluruhan sebuah tipe Taman Budaya kualifikasi B tetap menjadi karakteristik yang telah disepakati akan dirancang oleh PT. Jakarta Konsultindo sesuai pendapat dan harapan peserta diskusi. Malah, secara spontan peserta diskusi menghendaki adanya nilai-nilai kearifan lokal berupa karakter rumah banjar dan budaya sungai dapat diwujudkan secara nyata. Alternatif 2 sebagai salah satu rancangan yang bersifat optimistis ditetapkan menjadi wahana Taman Budaya Provinsi Kalimantan Selatan meliputi Gedung Pameran, Teater Tertutup, Teater Arena, Teater Taman, Balai Seni, Sanggar Seni, Wisma Seni, Perpustakaan, Dokumentasi, Sekretariat, Ruang Rapat, Rumah Jaga, Gudang, Rumah Generator, Kafetaria dan Pasar Seni, Toilet Umum, Mushalla, Studi Ekonomi Kreatif (rekaman dan pameran), dan Amphitheater. Untuk sosialisasi kepada Pemda Provinsi Kalsel telah disusun rumusan hasil FGD dalam sebuah kegiatan rutin 'morning copy' oleh Kepala Taman Budaya bersama Kepala Disparpora Kalsel sehingga seluruh unsur pengelola sumber dana pembangunan dapat aktif mendukung. Masa depan pengelolaan Taman Budaya yang berfungsi sebagai wadah berkesenian semakin memberi harapan - sejak saat ini memang perlu dipikirkan lebih serius agar manajemen dan pencitraan Taman Budaya terhadai nilai-nilai budaya 'urang banjar' bukan lagi sekedar milik masyarakat Kalsel namun jauh menjelajah pelosok Nusantara.
Ada 17 pokok pikiran yang terangkum dari Focus Group Discussion dalam rangka membuat Master Plan dan DED revitalisasi Taman Budaya Provinsi Kalimantan Selatan ini - bersama dengan Kepala Taman Budaya Provinsi Kalsel dan Konsultan Perencana dari PT Jakarta Konsultindo serta wakil peserta yaitu Drs. Sirajulhuda dan Samsuni Sarman, S.Pd mencatat beberapa rekomendasi berikut:
- Menerima dan menyambut gembira cetak biru Taman Budaya Provinsi Kalimantan Selatan di Kota Banjarmasin.
- Menempatkan kearifan lokal berupa ornamen rumah adat Banjar dan budaya sungai dalam bentuk pertamanan pada setiap wahana fisik.
- Mengharapkan keberpihakan Pemda, khususnya UPTD yang berwenang dalam mendukung revitalisasi Taman Budaya baik dari aspek fisik, manajemen, teknis, dan pencitraan
- Keterbukaan Taman Budaya dalam menciptakan etalasi seni dan budaya sebagai wujud partisipasi masyarakat
- Meyakinkan keberpihakan anggaran terhadap hasil FGD sehingga dapat diwujudkan secara maksimal sesuai masterplan dan DED yang telah disepakati.
Demikian harapan dan optimistis hasil pemikiran dalam Focus Group Discussion dalam rangka membuat
Master Plan dan DED revitalisasi Taman Budaya Provinsi Kalimantan Selatan - semoga selalu berbaiksangka dalam mengawal setiap derap langkah agar terwujud banua banjar yang bermartabat dan memiliki sikap profesional dalam mengembangkan manajemen berkesenian di tingkat daerah dan nasional.
Sumber : http://feedproxy.google.com/~r/handilbakti/~3/YjvF4PzfxM0/master-plan-taman-budaya-optimistis.html
Demikianlah informasi yang dapat Kami sampaikan. Semoga bermanfaat dan Beguna Hendaknya Buat anda semua pengunjung Blog Ini. dan Terima kasih kepada Sobat Semua yang telah membaca artikel
Master Plan 'Taman Budaya' Optimistis Kearifan Lokal